Ditemui usai rapat internal managemen Perseba Bangkalan, selasa malam, Hasan Iroqi, Assisten Manager Perseba, mengungkapkan kekecewaannya atas sanksi yang diterima La Nyala. Menurut Hasan, pemecatan La Nyala atau pemberian sanksi terhadap La Nyala memperlihatkan arogansi kepengurusan PSSI dibawah kepemimpinan Djohar Arifin.
Hasan menyadari bahwa La Nyala terlalu vocal dan seringkali mengkritik PSSI dengan keras, termasuk menjadi pendorong upaya penyelengaaraan Kongres Luar Biasa (KLB). Namun hal tersebut seharusnya tidak menjadi alasan bagi PSSI untuk memberi sanksi pada yang bersangkutan. Apalagi tambah Hasan, apa yang dilontarkan La Nyala demi kebaikan sepakbola Indonesia, utamanya PSSI, di masa yang akan datang.
Hasan pun menegaskan, pemecatan maupun sanksi yang diterima La Nyala sangat tidak procedural. Untuk pemecatan anggota Exco PSSI, hal ini harus atas persetujuan 2/3 anggota PSSI karena seorang pengurus atau anggota exco itu dipilih oleh anggota PSSI yang memiliki suara lewat kongres beberapa bulan yang lalu di Kota Solo.
Sementara pe-non aktif-an La Nyala dari Ketua PSSI Jatim juga harusnya atas persetujuan anggota PSSI Jatim baik klub maupun Pengkab/ Pengkot di Jawa Timur yang memiliki hak suara dalam Musda PSSI Jatim. Hasan Iroqi menegaskan, seluruh klub atau Pengkab/ Pengkot se Jawa Timur masih solid mendukung La Nyala Mattaliti selaku Ketua PSSI Pengprop Jatim.
Selain menolak pemecatan La Nyala, Hasan memastikan bahwa Perseba Bangkalan juga akan menolak bertanding dalam kompetisi Divisi I yang akan digelar PSSI jika sanksi terhadap La Nyala tidak dicabut. Untuk lebih menegaskan dukungan terhadap La Nyala, rencananya managemen Perseba Bangkalan bersama sejumlah stake holder sepakbola di Bangkalan akan menggelar aksi di depan Stadion Gelora Bangkalan (SGB) besok rabu pagi. (Mad Topek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar