Kontes ayam kekok biasanya digelar di lapangan desa setempat. Kontes ini sering digelar oleh para pencinta ayam jantan di Bangkalan, Madura, untuk mengadu keindahan suara ayam mereka masing – masing. Saat ada kontes ayam kekok digelar, para penggemar ayam yang hendak ikut kontes pun berdatangan dari kabupaten lain di Madura selain kabupaten Bangkalan tentunya.
Adi Suryo, salah seorang penggemar ayam kekok asal Tanjung Bumi, Bangkalan, menurutkan, ayam kekok memiliki keunikan suara dibandingkan dengan ayam jantan biasa. Saat diadu, ayam kekok dikategorikan menjadi dua, yakni ayam kekok yang bersuara lengkingan pendek dan yang bersuara lengkingan panjang.
Adi Suryo menambahkan, aspek penilaian dari kontes ini pun terdiri atas warna atau irama suara yang menjadi faktor dominan dari suara ayam kekok itusendiri. Sementara aspek penilaian kedua adalah jenis suara, yakni tebal tipisnya suara dan panjang pendeknya suara ayam.
Dalam kontes ayam kekok, selain jumlah suara dan keindahan suara yang keluar saat diadu, penampilan fisik ayam yang bersih dan gagah juga menjadi faktor penentu kemenangan.
Hal yang unik lainnya, ayam kekok ini mendapat perlakuan atau perawatan istimewa dari pemiliknya. Makanan yang dikonsumsi setiap harinya pun juga sangat diperhatikan termasuk jamu atau ramuan tertentu bagi sang ayam menjelang kontes digelar. Sayang Adi Suryo enggan memberikan resep ramuan ayamnya tersebut. “Itu rahasia, mas”, ujar Adi Suryo sambil tersenyum.
Bagi sebagian pemilik ayam kekok, kontes ayam kekok ini juga menjauhkan para penggemar ayam dari unsur penyiksaan terhadap hewan dan tidak melanggar hukum. Seperti halnya yang terjadi pada ayam aduan saat diadu dalam arena judi sabung ayam misalnya.
Sementara bagi ayam kekok yang berhasil keluar sebagai pemenang, bisa mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya. Maklum, harga satu ekor ayam kekok juara bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Padahal harga ayam jantan biasa hanya puluhan ribuan rupiah. (Mad Topek)
kek lomba adzan
BalasHapus