Darah Madura – Gambar gambar yang kami sajikan dibawah ini adalah deretan aksi K-CONK Mania bersama K-Conk JCC dan BONKAR’S alias Bonek Area Sumenep. Selain itu juga hadir puluhan teman-teman Bonek Persebaya Surabaya. Patut dicatat kawan, kemesraan K-Conk dengan Bonek ini jangan dinilai negative. Sejarah-lah yang berbicara.
LIKE Fanspage Facebook Propinsi Madura
Jumat, 24 Februari 2012
Minggu, 19 Februari 2012
Mabes K-Conk Instrusikan HARAM Datang Ke St. A. Yani Sumenep Lagi
Bumi Madura - Entah apa yang ada dipikiran panitia pelaksana (panpel) pertandingan di stadion A. Yani Sumenep, sabtu (18/02/2012) kemarin. Dalam laga yang mempertemukan Persepam Madura United (P-MU) selaku tuan rumah melawan Metro FC Malang tersebut, hampir seluruh elemen supporter K-Conk Mania kecewa berat. Kelompok supporter ini merasa, kedatangan mereka dari Bangkalan seakan tidak dihargai.
Jumat, 17 Februari 2012
Kontes Ayam Kekok, Ayam Jantan Lokal Madura Yang Bersuara Merdu
Bumi Madura - Ayam kekok, yakni ayam jantan lokal Madura, kian diminati oleh para pencinta ayam di pulau garam tersebut. Karena memiliki suara khas, kontes ayam kekok yang mengadu keindahan lengkingan suara ayam ini pun makin sering digelar. Apalagi, jika berhasil menyabet gelar juara, dijamin harganya akan melonjak tinggi.
Bejat, Gadis Bisu Diperkosa Hingga Hamil di Sampang
Bumi Madura - Malang benar nasib seorang gadis bisu di Sampang, Madura. Ia menjadi korban pemerkosaan hingga akhirnya hamil. Polisi menduga, pelaku lebih dari satu orang. Dari laporan korban dan keluarganya, polisi berhasil menangkap salah satu pelaku yang ironisnya pelaku adalah seorang santri.
Rabu, 15 Februari 2012
Warga 5 Desa di Bangkalan Rawan Tanah Longsor
Bumi Madura - Hujan deras yang seringkali terjadi menyebabkan sejumlah desa rawan longsor di Bangkalan, Madura. Bahkan di beberapa titik tanah longsor sudah mulai mengancam bangunan rumah milik warga setempat.
Kapolres Kaget Karena Bandar Narkoba di Bangkalan Juga Sediakan Ruangan Khusus Pesta Sabu-Sabu
Bumi Madura - Narkoba tidak hanya dikonsumsi profesi kelas atas seperti halnya pilot. Di Bangkalan, Madura, seorang kuli bangunan juga ditangkap polisi karena melakukan pesta sabu-sabu.
Selasa, 14 Februari 2012
Catatan Seorang Jurnalis: Mendaki Bukit Sarang Judi Sabung Ayam (Bag. Kedua)
Bumi Madura – Tulisan ini adalah tulisan kedua saya seputar pengalaman pribadi di lapangan sebagai salah seorang ‘buruh’ berita. Sengaja saya bikin catatan ini bertepatan dengan Hari Pers Nasional (HPN) ke 66 tanggal 09 Februari 2012 kemarin. Jika sebelumnya cerita dikejar celurit (Catatan Seorang Jurnalis: Tak Ada Berita Seharga Nyawa! (Bagian I)), kali ini saya sajikan pengalaman saya ikut penggrebekan sarang judi sabung ayam di kawasan perbukitan salah satu kecamatan di Bangkalan (lokasi tepatnya gak usah disebut ya…).
Sabtu, 11 Februari 2012
Catatan Seorang Jurnalis: Tak Ada Berita Seharga Nyawa! (Bagian I)
Bumi Madura – Sebenarnya sudah saya rencanakan mau nulis dan hendak posting tulisan ini dua hari yang lalu tepat tanggal 09 Pebruari 2012 kemarin di blog saya, Republik Madura. Karena tepat tanggal tersebut, semua insan pers se-Indonesia memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke-66. Namun banyaknya kesibukan termasuk rutinitas mengirim berita, ya akhirnya tertunda hari ini.
Tulisan ini memang sengaja saya buat sebagai salah satu cara memperingati HPN ke 66 tahun ini.
Tulisan ini memang sengaja saya buat sebagai salah satu cara memperingati HPN ke 66 tahun ini.
Kamis, 09 Februari 2012
Cinta Ditolak, Celurit Bertindak di Bangkalan
Bumi Madura - Cinta ditolak, dukun bertindak. Kata kiasan ini sangat populer di sebagian masyarakat kita. Tapi bagi seorang pemuda di Bangkalan, Madura, bukan dukun yang bertindak melainkan celurit. Ia tega membunuh paman kekasihnya, karena cintanya tidak direstui sang paman.
Angin Kencang Rusak Puluhan Rumah Warga Dan Pepohonan Tumbang di Sampang
Bumi Madura - Puluhan rumah warga di Sampang, Madura, rusak setelah diterpa angin kencang. Terjangan angin kencang tersebut menimpa desa Karanggayam, kecamatan Omben, Sampang kamis (09/02/2012). Sebagian besar rumah warga yang memang terbuat dari bahan semi permanent tersebut rusak. Bahkan dua bangunan diantaranya ambruk rata dengan tanah. Sedikitnya ada 23 bangunan milik warga di desa ini yang mengalami kerusakan akibat amukan angin kencang.
Rabu, 08 Februari 2012
Banjir Kian Meluas, Rendam Perumahan Warga Dan Jalur Transportasi di Sampang
Bumi Madura - Banjir kiriman yang merendam sebagian kota Sampang, Madura, kian meluas dan mulai mengkhawatirkan warga hingga rabu petang (08/02/2012). Air banjir kiriman dari wilayah utara kota Sampang ini, merendam beberapa desa atau keluarahan di kota Sampang. Namun genangan air terparah terlihat di desa Panggung yang memang berada di dataran paling rendah. Ketinggian air di desa ini sekitar satu meter. Akibatnya air pun mulai memasuki rumah – rumah warga setempat.
Banjir Kiriman Rendam Dua Desa Dan Jalur Lalu Lintas Kecamatan di Sampang
Bumi Madura - Banjir kiriman kembali merendam dua desa dan jalur lalu lintas antar kecamatan di Sampang, Madura (08/02/2012). Jalur utama yang terendam tersebut adalah jalan yang menghubungkan kota Sampang dengan beberapa kecamatan wilayah utara. Kendaraan yang lewat pun utama roda dua harus ekstra berhati-hati melewati genangan air ini.
Dua Pelaku Pembunuh Briptu Erik Diserahkan Ke Kejari Bangkalan
Bumi Madura - Masih ingat kasus pembunuhan Briptu Erik, anggota Satlantas Polres Bangkalan, Madura yang terjadi enam bulan yang lalu? Dua orang pelaku pembunuhan yang salah satunya anggota polisi tersebut, kini diserahkan ke Kejaksaan Negeri (kejari) Bangkalan setelah menjalani proses pemeriksaan dan penyelidikan di Polda Jatim.
Mabuk Habis Pesta Miras, Istri Teman Sendiri Diperkosa
Bumi Madura - Pengaruh minuman keras benar-benar bisa membuat orang lupa diri. Di Bangkalan – Madura, seorang kuli bangunan tega memperkosa istri teman sendiri, setelah sebelumnya pesta miras. Ironisnya, suami korban juga sebelumnya ikut dalam pesta miras tersebut.
Membersihkan ‘Tikus-Tikus’ Di Pengadilan Negeri Sumenep Dengan Ular
Bumi Madura - Geger......itu pastinya saat Moh Amin warga Desa Sumber Nangka, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep Madura ini berulah di Pengadilan Negeri (PN) Sumenep, Selasa (07/02/11)
Sang pembuat ulah, Amin, mendatangi PN Sumenep untuk melakukan aksi protes terkait sengketa tanah, yakni ganti rugi lahan yang ditempati SDN Duko I Kecamatan Arjasa. Sebagai ahli waris, Amin merasa diperlakukan tidak adil. Seraya memperlihatkan salinan putusan yang diterimanya, ia memaki-maki para penegak hukum di kantor pengadilan.
Belum puas, dengan didampingi pawang ular yang menyertainya, melepas puluhan ular berbagai jenis dari dalam karung yang dibawanya. Kontan saja aksi ini membuat panik orang yang kebetulan ada di kantor PN Sumenep, termasuk pegawai dan karyawan PN Sumenep. Bukan hanya dilepas, ular-ular yang masih berkumpul setelah dikeluarkan dari karung itu, juga ditendang oleh Amin.
Tentu saja ular-ular itu berserakan memenuhi ruangan lobi PN Sumenep. Semua orang berhamburan menjauh melihat puluhan binatang melata itu. Apalagi juga terlihat ular jenis cobra yang ikut dilepas. Hanya beberapa orang saja yang tidak lari menjauh. Mau tahu siapa? Hehehe ya tentu saja para jurnalis/kameramen TV. Mereka tetap asyik mengambil gambar meski sesekali menghindar.
Karena dinilai membahayakan, sejumlah aparat kepolisian yang ada di lokasi langsung bergerak menangkap Amin dan membawanya ke Mapolres Sumenep. Sementara itu para pegawai PN Bangkalan dengan dibantu sejumlah orang harus berusaha keras memasukkan kembali ular-ular berbisa itu ke dalam karung dan dibawa juga ke mapolres setempat sebagai barang bukti.
Kepada para wartawan, dengan tegas Amin menyatakan kekecewaan nya dengan sikap majelis hakim yang menangani kasus gugatan sengketa tanah yang melibatkan dirinya. Menurut Amin, majelis hakim PN Sumenep tiba-tiba menjatuhkan vonis secara sepihak tanpa dihadiri dirinya selaku penggugat ataupun pengacaranya. Hal inilah yang membuat Amin berang!
Kasus sengketa tanah ini bermula ketika keluarga Moh. Amin yang mengaku sebagai ahli waris menuntut Pemkab Sumenep membayar ganti rugi atas lahan seluas 2500 m2 yang digunakan SDN Duko I. Selama 35 tahun tanah tersebut ditempati sekolah, Amin mengaku belum pernah mendapatkan ganti rugi sama sekali.
Sementara terkait aksinya, Amin menyatakan, hal tersebut dilakukan untuk 'membersihkan' para 'tikus-tikus' yang ada di PN Sumenep. Bedeh beih kak Amin!!! (Mad Topek)
Sang pembuat ulah, Amin, mendatangi PN Sumenep untuk melakukan aksi protes terkait sengketa tanah, yakni ganti rugi lahan yang ditempati SDN Duko I Kecamatan Arjasa. Sebagai ahli waris, Amin merasa diperlakukan tidak adil. Seraya memperlihatkan salinan putusan yang diterimanya, ia memaki-maki para penegak hukum di kantor pengadilan.
Belum puas, dengan didampingi pawang ular yang menyertainya, melepas puluhan ular berbagai jenis dari dalam karung yang dibawanya. Kontan saja aksi ini membuat panik orang yang kebetulan ada di kantor PN Sumenep, termasuk pegawai dan karyawan PN Sumenep. Bukan hanya dilepas, ular-ular yang masih berkumpul setelah dikeluarkan dari karung itu, juga ditendang oleh Amin.
Tentu saja ular-ular itu berserakan memenuhi ruangan lobi PN Sumenep. Semua orang berhamburan menjauh melihat puluhan binatang melata itu. Apalagi juga terlihat ular jenis cobra yang ikut dilepas. Hanya beberapa orang saja yang tidak lari menjauh. Mau tahu siapa? Hehehe ya tentu saja para jurnalis/kameramen TV. Mereka tetap asyik mengambil gambar meski sesekali menghindar.
Karena dinilai membahayakan, sejumlah aparat kepolisian yang ada di lokasi langsung bergerak menangkap Amin dan membawanya ke Mapolres Sumenep. Sementara itu para pegawai PN Bangkalan dengan dibantu sejumlah orang harus berusaha keras memasukkan kembali ular-ular berbisa itu ke dalam karung dan dibawa juga ke mapolres setempat sebagai barang bukti.
Kepada para wartawan, dengan tegas Amin menyatakan kekecewaan nya dengan sikap majelis hakim yang menangani kasus gugatan sengketa tanah yang melibatkan dirinya. Menurut Amin, majelis hakim PN Sumenep tiba-tiba menjatuhkan vonis secara sepihak tanpa dihadiri dirinya selaku penggugat ataupun pengacaranya. Hal inilah yang membuat Amin berang!
Kasus sengketa tanah ini bermula ketika keluarga Moh. Amin yang mengaku sebagai ahli waris menuntut Pemkab Sumenep membayar ganti rugi atas lahan seluas 2500 m2 yang digunakan SDN Duko I. Selama 35 tahun tanah tersebut ditempati sekolah, Amin mengaku belum pernah mendapatkan ganti rugi sama sekali.
Sementara terkait aksinya, Amin menyatakan, hal tersebut dilakukan untuk 'membersihkan' para 'tikus-tikus' yang ada di PN Sumenep. Bedeh beih kak Amin!!! (Mad Topek)
Sabtu, 04 Februari 2012
Sekolah Dihancurkan Orang Tak Dikenal, Diduga Karena Sengketa Lahan
Bumi Madura - Sebuah gedung sekolah di Sampang, Madura, rusak berat setelah dirusak orang tidak dikenal. Selain mengakibatkan kerusakan gedung, buku-buku pelajaran pun diobrak-abrik dan dibuang. Akibatnya, para siswa pun terpaksa belajar di rumah warga setempat.
Kamis, 02 Februari 2012
Digrebek Polisi, Penjudi Tenggelam di Sungai Saat Hendak Kabur
Bumi Madura – Seorang penjudi di Kabupaten Sampang, Madura, hilang terbawa arus sungai saat berusaha kabur dari kejaran polisi.
Langganan:
Postingan (Atom)