Yap, kalau Siti Fatimah asal Sampang ini meraih kemuliaan nya lewat kecemerlangan otak yang dimilikinya. Dia juara Olimpiade Sains Nasional bidang astronomi. Mantap kan gan!!! Sebelumnya Fatimah sudah mengukir prestasi lumayan, dapat medali perak dalam ajang Olimpiade Astronomi Asia – Pacific! Bukan lumayan tapi hebat kali ya!
Fatimah bukan anak orang kaya. Bahkan ia sudah menjadi anak yatim sejak ditinggal ayahnya meninggal dunia.
Namun kemiskinan dan segala keterbatasan hidup tidak membuat Fatimah patah arang. Fatimah mungkin sadar, ia anak cerdas dan bisa berprestasi jika terus belajar. Nah, dari keyakinan ini muncul semangat tinggi. Mental kayak gini yang perlu ditiru! Hal ini didukung oleh sang ibu. Meski sang ibu hanya penjual ikan keliling, beliau mampu membimbing dan mendidik sang anak untuk menjadi anak yang berguna kelak.
Cermin keterbatasan ekonomi keluarga Fatimah terlihat dari rumah tempat ia dan ibunya tinggal. Sebuah rumah gubuk berlantai tanah itu terletak di dusun Dualas, Desa Pangongsean, Sampang – Madura. Rumah sederhana tersebut dikelilingi gedhek (tabing, Madura red.) di tengah tegalan.
Pasti dah gak akan ada yang menyangka, jika rumah kayak begituan dihuni seorang siswi juara nasional bidang astronomi di Manado, Sulawesi Utara, pertengahan bulan September 2011 kemarin.
Nih lagi bukti kegigihan Fatimah. Setiap hari saat hendak berangkat sekolah, Fatimah harus berjalan kaki 1km ke rumah pamannya karena tidak bisa dilalui sepeda motor. Terus sang paman mengantarnya ke jalan raya untuk selanjutnya naik angkutan ke sekolah sejauh 8 km. Bolak balik tiap hari sejauh itu demi menuntut ilmu. Semangat terus ya Fatimah!
Mau tahu keinginan siswa kelas III SMAN 1 Sampang ini selepas lulus nanti? Fatimah pengen kuliah di Institut Tekhnologi Bandung (ITB). Kuliah disana tentu biaya yang tidak sedikit. Semoga ada dermawan yang bersedia mendermakan hartanya untuk keperluan studi Fatimah. At least, semoga dia dapat beasiswa untuk itu. Yap semoga keinginan ini tercapai ya! Amien Ya Rabb!
Siti Fatimah, satu diantara siswa Madura lainnya yang berprestasi. Sebelum Fatimah, ada Alyssa Diva Mustika, siswa SMP Negeri 1 Pamekasan yang berhasil meraih medali emas dalam ajang International Mathematic Contest yang diselenggarakan di Rumania antara 22 sampai 29 Maret 2011 kemarin.
Ada pula Andi Oktavian Latief, siswa SMA Negeri 1 Pamekasan yang berhasil meraih emas Olimpiade Fisika Internasional tahun 2006 lalu di Singapura.
Prestasi serupa juga diraih Mohammad Shohibul Maromi juga dari SMA Negeri 1 Pamekasan yang juga meraih medali emas dalam International Physic Olympiad (IPhO) atau Olimpiade Fisika tingkat dunia ke-41 yang diselenggarakan di Zegreb – Kroasia, 17-25 Juli 2010.
Sebelum berangkat ke Kroasia, Shohibul Maromi dan rekannya Ali Ihsanul Qauli yang juga dari SMAN 1 Pamekasan berhasil meraih medali emas dan perunggu di Asian Physic Olympiad (APhO) di Bangkok Thailand. Prestasi ini diulang kembali pada APhO di Taiwan awal Mei 2010, dua orang siswa SMAN 1 Pamekasan itu kembali meraih medali perak dan honorable mention pada APhO di Taiwan tersebut.
Ada pula Mohammad Salim Ghazali. Santri ini menjadi pemenang pertama lomba hafal quran 20 juz tingkat Asia Pasific. Mantap! Maju terus pelajar Madura! Maju terus Indonesia ku! (Mad Topek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar