Berkah tersebut disyukuri oleh para petani garam di Kabupaten Sampang yang menjadi salah satu sentra produksi garam rakyat di Madura selain Kabupaten Pamekasan dan Sumenep. Akibat cuaca panas yang tidak disertai hujan sedikitpun selama memasuki musim kemarau tahun ini, proses produksi garam berjalan maksimal karena tidak terganggu curah hujan sama sekali.
Hal ini meningkatkan jumlah produksi garam bahkan para petani garam pun mengaku bahwa kwalitas garam mereka sangat bagus karena makin mengkristal dan putih.
Tak hanya petani garam, para petani tembakau Madura pun turut merasakan berkah kemarau panjang. Fandi, salahs seorang petani tembakau di Sampang menuturkan, cuaca yang panas merupakan cuaca yang bagus bagi tanaman tembakau mereka. Selain hasil produksi yang meningkat, kualitas daun tembakau turut berkualitas tinggi serta menambah cita rasa dan aroma hasil rajangan daun tembakau.
“Benar mas, berkat cuaca panas selama musim kemarau, kualitas produksi kami memang naik. Alhamdulillah tidak hujan sama sekali tahun ini”, ujar Fandi sambil tersenyum senang saat ditemui di lokasi perajangan daun tembakaunya.
Hal ini tentunya turut mengharumkan pula isi kantong para petani karena harga tembakau yang juga ikut melambung tinggi, yakni berkisar antara 30 hingga 40 ribu per kilonya. Harga tembakau yang juga disebut daun emas di Madura ini merupakan harga tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir.
“Untuk harga juga naik jauh lebih tinggi dari pada tahun-tahun sebelumnya, yakni antara 30 hingga 40 ribu per satu kilo nya”, tambah Fandi.
Selain berpengaruh positif pada proses tanam, cuaca panas kemarau tahun 2011 ini juga berpengaruh yang sama pada proses pengeringan daun tembakau setelah dirajang sebelumnya oleh para petani. Mereka pun berharap tingginya harga tembakau saat ini bisa meningkatkan taraf hidup para petani, sebagaimana sebutan daun tembakau sebagai daun emas dari Madura. (Mad Topek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar