Indikasinya, status kepemilikan Perseba yang sudah pindah tangan dikuasai perseorangan tanpa sepengetahuan Pemkab Bangkalan. Padahal, sejak awal pendiriannya Perseba dibentuk oleh PSSI Pengkab Bangkalan. “Saya juga heran kok tiba-tiba Perseba beralih menjadi milik perorangan. Ini persoalan mendasar yang harus segera dibenahi. Jangan kemudian, setelah punya nama besar, lalu diambil alih perorangan,” tandas Ketua Umum PSSI Pengkab Bangkalan, Fuad Amin kepada wartawan, selasa siang (06/11).
Menurut Fuad, Perseba Bangkalan tidak boleh menjadi milik perseorangan. Apalagi pendiriannya tidak dilakukan oleh individu. “Kembalikan Perseba kepada PSSI Bangkalan. Kami berusaha memperjuangkan pengembalian itu. Jika perlu pakai jalur hukum”, tegas Fuad.
Laki-laki yang juga menjabat sebagai Bupati Bangkalan tersebut juga mengatakan, tuntutan pengembalian status kepemilikan ini sangat penting. Apalagi Fuad mengaku, selama menapaki kompetisi sejak dari liga amatir (divisi III, II dan divisi I), pihak Pemkab Bangkalan selalu mendukung financial klub kebanggaan masyarakat Bangkalan tersebut. “Jangan sampai Pemkab Bangkalan yang sudah membantu dana melalui APBD malah nanti disalahkan oleh masyarakat sendiri karena Perseba kini dimiliki oleh perorangan”, terang Fuad lagi.
Fuad juga menyesalkan nama Perseba Bangkalan yang sedikit diubah. Yakni menjadi Perseba Super. Ia juga berjanji akan mengembalikan ke nama semula (Perseba Bangkalan) setelah pengembalian status kepemilikan tersebut selesai dilakukan. Terkait desakan pengembalian status kepemilikan ini, belum ada keterangan resmi dari pihak manajeman Perseba Super. Beberapa pengurus atau official Perseba Super sulit dihubungi via telphon selular mereka. (mad topek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar