Ahmad Dani, Nazi Jerman, Yahudi Laknatullah dan
Komunis!
Propinsimadura.blogspot.com, Bangkalan – Lama (hampir 2 tahun) saya tidak menulis dan mengisi blog saya. Tapi saya kemudian tergelitik menulis setelah ribut-ribut tentang pemilihan presiden Indonesia yang akhirnya melebar pada persoalan Nazi Jerman. Sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya oleh masyarakat kita termasuk saya. Penyebabnya hanya sepele, Ahmad Dani, salah satu musisi Indonesia dianggap memakai atribut (pakaian) yang mirip dengan salah satu dedengkot Nazi Jerman, Heinrich Himmler, dalam sebuah lagu yang berisi dukungan untuk Capres-Cawapres, Prabowo Subianto – Hatta Rajassa (2014).
Publik Indonesia pun geger. Ribut. Ikut membenci dan mengecam secara membabi buta. Seolah-olah tragedi apa yang dilakukan Nazi Jerman pernah menimpa mereka. Seolah-olah balatentara sang Fuhrer Third Reich Adolf Hitler ini pernah membunuh orang Indonesia. PADAHAL TIDAK PERNAH. Begitu pun orang Indonesia yang beragama Islam ikut membenci Nazi Jerman. Seolah-olah Nazi Jerman pernah menyakiti Islam. PADAHAL TIDAK PERNAH. Mereka menuduh Nazi Jerman fasis. Padahal YAHUDI dan ISRAEL JUGA FASIS!
Mereka beralasan tentang kemanusian yang tercabik oleh perilaku Adolf Hitler dan pasukannya. Karena membantai orang Yahudi. Memang benar begitu? Dibawah alam sadar, kita sebenarnya sudah terkooptasi oleh pemberitaan jelek tentang Nazi Jerman yang ditulis dan diberitakan media-media barat yang rata-rata dan hampir semuanya dikendalikan Yahudi atau setidaknya pro Yahudi! Padahal kita sebenarnya tidak tahu pasti apa yang terjadi di Eropa saat itu. Kita hanya konsumen berita, data dan info dari media-media Yahudi itu. Mereka menuduh Nazi Jerman fasis. Padahal YAHUDI dan ISRAEL JUGA/LEBIH FASIS!
Okelah kalau mereka (orang Indonesia/muslim Indonesia) beralasan tentang kemanusiaan. Tapi kenapa kita tidak memperlakukan sama pada Yahudi? Dalam Al Qur’an sudah jelas: Yahudi Laknatullah! Umat yang dilaknat oleh Allah SWT. Di era kekinian, kita melupakan pembantaian demi pembantai tentara Yahudi Israel di kamp – kamp pengungsian hingga di jalanan Palestina! Ketika ini terjadi, mana kemanusiaan yang kita dengung-dengungkan!
Propinsimadura.blogspot.com, Bangkalan – Lama (hampir 2 tahun) saya tidak menulis dan mengisi blog saya. Tapi saya kemudian tergelitik menulis setelah ribut-ribut tentang pemilihan presiden Indonesia yang akhirnya melebar pada persoalan Nazi Jerman. Sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya oleh masyarakat kita termasuk saya. Penyebabnya hanya sepele, Ahmad Dani, salah satu musisi Indonesia dianggap memakai atribut (pakaian) yang mirip dengan salah satu dedengkot Nazi Jerman, Heinrich Himmler, dalam sebuah lagu yang berisi dukungan untuk Capres-Cawapres, Prabowo Subianto – Hatta Rajassa (2014).
Publik Indonesia pun geger. Ribut. Ikut membenci dan mengecam secara membabi buta. Seolah-olah tragedi apa yang dilakukan Nazi Jerman pernah menimpa mereka. Seolah-olah balatentara sang Fuhrer Third Reich Adolf Hitler ini pernah membunuh orang Indonesia. PADAHAL TIDAK PERNAH. Begitu pun orang Indonesia yang beragama Islam ikut membenci Nazi Jerman. Seolah-olah Nazi Jerman pernah menyakiti Islam. PADAHAL TIDAK PERNAH. Mereka menuduh Nazi Jerman fasis. Padahal YAHUDI dan ISRAEL JUGA FASIS!
Mereka beralasan tentang kemanusian yang tercabik oleh perilaku Adolf Hitler dan pasukannya. Karena membantai orang Yahudi. Memang benar begitu? Dibawah alam sadar, kita sebenarnya sudah terkooptasi oleh pemberitaan jelek tentang Nazi Jerman yang ditulis dan diberitakan media-media barat yang rata-rata dan hampir semuanya dikendalikan Yahudi atau setidaknya pro Yahudi! Padahal kita sebenarnya tidak tahu pasti apa yang terjadi di Eropa saat itu. Kita hanya konsumen berita, data dan info dari media-media Yahudi itu. Mereka menuduh Nazi Jerman fasis. Padahal YAHUDI dan ISRAEL JUGA/LEBIH FASIS!
Okelah kalau mereka (orang Indonesia/muslim Indonesia) beralasan tentang kemanusiaan. Tapi kenapa kita tidak memperlakukan sama pada Yahudi? Dalam Al Qur’an sudah jelas: Yahudi Laknatullah! Umat yang dilaknat oleh Allah SWT. Di era kekinian, kita melupakan pembantaian demi pembantai tentara Yahudi Israel di kamp – kamp pengungsian hingga di jalanan Palestina! Ketika ini terjadi, mana kemanusiaan yang kita dengung-dengungkan!
Bungkam semua! Inilah
yang namanya standart ganda. Ketika kemanusian itu bersangkut paut dengan
kepentingan kalian, maka kalian bersuara tentang kemanusiaan. Tapi ketika kasus
kemanusiaan yang terjadi tak berkaitan dengan kalian, maka kalian bungkam!
Malah kini ada
sekelompok orang Indonesia yang sok menjadi Yahudi. Pernah dengar beberapa kali
ada orang-orang Indonesia yang mau merayakan kemerdekaan Israel di Indonesia?
Ya, berkali-kali kita dengar. Ironisnya, mereka rata-rata beragama Islam. Ya,
Islam liberal yang sok bersahabat dengan Yahudi, kaum yang sudah jelas dilaknat
dalam kitab sucinya, Al Qur’an.
Okelah kalau mereka (orang Indonesia/muslim Indonesia) beralasan tentang kemanusiaan. Tapi kenapa kita seolah melupakan fakta dan sejarah tentang pembantaian kaum komunis di negeri ini, INDONESIA! Ingat, mereka sudah 3 kali melakukan pembangkangan. Namun hanya 2 kali yang langsung secara face-to-face dengan republik ini. Karena pemberontakan pertama mereka terjadi di era Belanda, yakni tahun 1926. Sementara 2 lainnya terjadi pada tahun 1948 di Madiun dan tahun 1965 G30S/PKI. Face-to-face berhadapan dengan pasukan republik Indonesia dan rakyat utamanya kaum santri/ Islam Indonesia.
Komunis tak
mengenal agama karena dianggap candu. Menurut mereka, janji-janji tentang surga
dan siksa neraka adalah sesuatu yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Mereka
mencemooh kaum santri yang beragama. Ulama (kyai atau ustadz) pun diejeknya
sebagai penjual ayat syetan. Ini Jargon mereka! Masih mau bela komunis? Mendidih
hati ini bung!
Peristiwa
Kanigoro akhir tahun 1964 menjadi awal kejahatan PKI di Indonesia tahun
tersebut. Mereka menyerbu Ponpes Al Jauhar, Kanigoro, Kediri, Jawa Timur. Berdasarkan
kesaksian Masdoeqi Moeslim, salah seorang santri yang lolos dari maut, setan
komunis itu menyeret dan menyiksa ratusan santri (termasuk 127 kader Pelajar
Islam Indonesia). Bahkan keluarga pengasuh ponpes, keluarga Kyai Jauhari juga
diperlakukan sama. Ribuan kader PKI itu masuk pondok pesantres dan masjid, menyiksa santri hingga
menginjak-nginjak Al Qur’an! Masih mau bela komunis? Mendidih hati ini bung!
Jika melihat teror hantu-hantu komunis akan panjang. Karena memang lembaran hitam yang tebal sudah mereka torehkan dengan darah di republik Indonesia tercinta ini. Di era pertengahan 1960-an, aksi massa PKI lainnya dilakukan oleh organisasi underbouw-nya seperti Barisa Tani Indonesia (BTI), Pemuda Rakyat dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Mereka membantai kaum santri yang dipandang menjadi penghalang utama bagi upaya mereka menjadi Indonesia sebagai negara komunis. Maka wajar jika kemudian timbul gerakan balas dendam dari kaum santri yang diwakili Ansor dan Banser NU. Apakah anda masih mau bela komunis? Mendidih hati ini bung! Bravo NU, Ansor dan Banser!
Kita kembali ke topic
semula tentang Nazi Jerman. Kenapa kita mesti membenci mereka? Toh mereka TIDAK
PERNAH BERSALAH pada Indonesia dan Islam maupun agama lain di negeri ini. Kok
bisa begitu? Kita bahas satu-persatu.
Pertama, Nazi
Jerman tak memiliki dosa apapun pada Indonesia. Karena jika kita merunut sejarah,
Nazi Jerman malah membantu para pejuang kita di masa revolusi kemerdekaan. Apa
saja? Seperti yang diceritakan Horst Henry Geerken, salah seorang sahabat dekat
Bung Karno, Adolf Hitler pernah mengirimkan senjata dengan menggunakan 57 kapal
selamnya ke Indonesia. Senjata ini dikirimkan untuk menyokong pejuang melawan
Belanda. Baca beritanya disini: http://nasional.inilah.com/read/detail/1965336/ternyata-hitler-kirimi-soekarno-senjata
Berita ini ditulis bulan maret 2013.
Apa lagi bantuan tentara Nazi Jerman pada Indonesia? Tentara U-Boat (awak kapal selam Nazi) juga ikut bergabung dengan para pejuang. Para Kriegsmarine (tentara Angkatan Laut Nazi) itu selain ikut perang di garis depan dengan pejuang Indonesia melawan Belanda pasca tahun 1945, mereka juga ikut membantu dalam hal tekhnik persenjataan dan strategi. Sebagian diantaranya tewas saat membantu pejuang. Baca beritanya disini (berita bulan November 2013): http://nasional.inilah.com/read/detail/1965336/ternyata-hitler-kirimi-soekarno-senjata
Kisah bantuan
lain adalah tentang penyusunan teks proklamasi Indonesia. Tanggal 16 agustus
1945 hampir tengah malam, setelah draft teks proklamasi ditulis Bung Karno dan ditanda tangani
bersama Bung Hatta, timbul masalah. Karena mesin ketik di rumah Laksamana Maeda
(rumah perwira Jepang simpatisan Indonesia yang dijadikan tempat) ternyata
menggunakan huruf kanji (huruf jepang).
Lalu bagaimana akhirnya teks proklamasi Indonesia diketik? Sementara sudah hampir tengah malam tentu bakal sulit menemukan pinjaman. Diantara kebingungan, mereka kemudian menemui ide. Yakni meminjam mesin ketik ke kantor perwakilan Angkatan Laut Nazi Jerman (Kriegsmarine). Sepele mungkin ya? Tapi itu jasa besar dalam penyusunan ketikan teks proklamasi. Baca beritanya disini (berita bulan November 2013): http://www.merdeka.com/peristiwa/nazi-punya-jasa-dalam-penyusunan-teks-proklamasi-indonesia.html
Lalu bagaimana akhirnya teks proklamasi Indonesia diketik? Sementara sudah hampir tengah malam tentu bakal sulit menemukan pinjaman. Diantara kebingungan, mereka kemudian menemui ide. Yakni meminjam mesin ketik ke kantor perwakilan Angkatan Laut Nazi Jerman (Kriegsmarine). Sepele mungkin ya? Tapi itu jasa besar dalam penyusunan ketikan teks proklamasi. Baca beritanya disini (berita bulan November 2013): http://www.merdeka.com/peristiwa/nazi-punya-jasa-dalam-penyusunan-teks-proklamasi-indonesia.html
Berita berita
tersebut tahun 2013. Jadi saya yakin lebih netral dan tidak tendesius. Jika
berita ini muncul saat ini, mungkin terkesan tendesius sebagai bagian dari pembelaan
terhadap apa yang dilakukan Ahmad Dani. Apakah anda wahai orang Indonesia masih
membenci Nazi Jerman? Bersikaplah! Mereka tak pernah merugikan republik
Indonesia yang kita cintai ini. Jangan ikut-ikutan mind set orang barat dan
Yahudi.
Oke, yang kedua
tentang Islam. Bahasan tentang Nazi Jerman tidak pernah menyakiti bangsa
Indonesia sudah cukup. Sekarang tentang Nazi Jerman yang juga tidak pernah
menyakiti kaum muslim. Benarkah? IYA BETUL SEKALI.
Sepanjang letusan perang dunia II, sejumlah wilayah basis Islam di Eropa (diantaranya wilayah Kaukasus/ Bosnia dan sekitarnya) serta wilayah Afrika Utara banyak yang membantu tentara Nazi Jerman. Bahkan mereka secara sukarela mendaftar menjadi bagian balatentara Nazi Jerman. Barisan tentara muslim di tubuh tentara Third Reich pimpinan Adolf Hitler ini menjadi korps tersendiri sejak oktober 1943 dengan sebutan Waffen SS Hanscar Divission.
Sepanjang letusan perang dunia II, sejumlah wilayah basis Islam di Eropa (diantaranya wilayah Kaukasus/ Bosnia dan sekitarnya) serta wilayah Afrika Utara banyak yang membantu tentara Nazi Jerman. Bahkan mereka secara sukarela mendaftar menjadi bagian balatentara Nazi Jerman. Barisan tentara muslim di tubuh tentara Third Reich pimpinan Adolf Hitler ini menjadi korps tersendiri sejak oktober 1943 dengan sebutan Waffen SS Hanscar Divission.
Para tentara Nazi dan pemimpinnya termasuk Adolf Hitler memperlakukan serdadu Nazi Jerman muslim tersebut secara terhormat. Bahkan memberikan jaminan penuh pada kebebasan menjalankan ibadah termasuk Sholat! Nah, saya Tanya kepada anda yang muslim, masihkah anda membenci Nazi yang sebenarnya memperlakukan Islam secara terhormat dan lebih menyukai/mendukung Yahudi dan Komunis yang sebenarnya sudah banyak merugikan kita?!
Kenapa mereka
(orang-orang Islam) itu dengan mudahnya bergabung dengan tentara Nazi Jerman?
Ada 2 alasan pokok: Yang pertama Islam TIDAK PERNAH DIUSIK keberadaannya. Islam
dibiarkan berkembang di setiap wilayah yang dikuasai Nazi Jerman. Yang kedua,
musuh Nazi Jerman adalah Yahudi. Sama halnya seperti yang tertulis dalam Al Qur’an
bahwa Yahudi itu musuh Islam. Bahkan disebut sebagai Laknatullah!
Hal-hal tersebut
yang membuat saya heran dan kembali ke pertanyaaan saya di atas tulisan ini, kenapa
kalian membenci Nazi Jerman beserta atributnya? Padahal mereka tak pernah
menyakiti Indonesia dan Islam. Nazi Jerman malah pernah memberi bantuan pada proses
revolusi kemerdekaan negara Indonesia. Nazi Jerman juga tidak mengusik keberadaan
Islam.
Telaah baik-baik ucapan Adolf Hitler ini: “Ich Konnte All Die Juden in Dieser Weilt Zu Zerstoren, Aber Ich Lasse Ein Wenig Drehte-on, so Konnen Sie Herausfinden Warum Ich Sie Getotet”. Artinya: “Bisa saja saya musnahkan semua Yahudi di dunia ini. Tapi saya sisakan sedikit yang hidup. Agar kamu nantinya dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka!” (Adolf Hitler, Der Fuhrer Third reich).
Telaah baik-baik ucapan Adolf Hitler ini: “Ich Konnte All Die Juden in Dieser Weilt Zu Zerstoren, Aber Ich Lasse Ein Wenig Drehte-on, so Konnen Sie Herausfinden Warum Ich Sie Getotet”. Artinya: “Bisa saja saya musnahkan semua Yahudi di dunia ini. Tapi saya sisakan sedikit yang hidup. Agar kamu nantinya dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka!” (Adolf Hitler, Der Fuhrer Third reich).
Jelas apa yang
dikatakan oleh Adolf Hitler kini terbukti bukan. Kini kita tahu seperti apa Yahudi. Biang
kerok keonaran dunia utamanya di Timur Tengah. Mereka seenaknya membantai
muslim Palestina. PBB bungkam, negara barat bungkam, Amerika Serikat sang
polisi dunia pun bungkam. Kenapa bungkam? Karena negara Yahudi Israel sahabat
mereka. Andai yang melakukan pembantaian adalah orang Islam, mereka akan
menghujat dan menyerbu alias balas dendam dengan dalih kemanusiaan.
Saya ulangi ucapan tulisan saya diatas: Ironisnya, kini sebagian orang-orang Indonesia menghamba pada Israel. Menjadi pembela Israel. Ikut-ikutan merayakan hari kemerdekaan bangsa Israel. Jika dilarang oleh aparat atau kelompok Islam, mereka beralasan larangan itu merusak demokrasi, hak dan kebebasan. Bangsat!
Ironisnya, komunis yang dulu bersimbah darah para jenderal pancasilais, komunis yang dulu membantai kaum santri di Indonesia, kini banyak generasi muda yang ikut-ikutan sok revolusioner kekiri-kirian. Membuka angin bagi para keluarga eks Komunis untuk bangkit. Mereka mendesak TAP MPRS no 25 tahun 1966 tentang larangan dan pembubaran PKI dicabut.
Jika mereka (pecinta Komunis) dilarang, mereka akan berteriak bahwa aparat atau umat Islam yang melarang Komunis telah menyalahi/melanggar HAM. Mereka berteriak, komunis sebagai korban di tahun 1965/66. Padahal merekalah yang memulai. Umat Islam saat itu hanya bereaksi terhadap kebiadaban para anak buah Aidit tersebut. Maling kok teriak maling!
Maka benar apa yang dikatakan Wakil Ketua PBNU As’ad Said Ali bulan oktober 2012 lalu, bahwa umat Islam-lah yang menjadi korban. Bukan PKI yang menjadi korban. Maka wajar beliau menolak NU, Banser dan Ansor meminta maaf terhadap keluarga PKI. “Para penulis sejarah termakan oleh manipulasi buku putih yang ditulis Aidit (dan pengikutnya). Tetapi rakyat, ulama dan santri tetap mencatat dalam sejarahnya sendiri”,ujar As’ad Said Ali.
Tulisan atau data atau fakta yang saya tulis ini bukan hendak membela Nazi Jerman dan menyudutkan Yahudi maupun Komunis. Tapi saya berusaha meluruskan sesuatu yang menjadi bengkok di pikiran kita. Sesuatu yang dibengkokkan oleh orang-orang yang membenci Islam! Sesuatu yang dibengkokkan oleh orang yang merasa kelompoknya dirugikan.
Saat 1
rudal/missile HAMAS menghantam satu kota Israel, dunia ribut bukan main
menyalahkan para mujahidien HAMAS (yang sebenarnya memperjuangkan hak
kemerdekaan mereka). Tapi belasan, puluhan bahkan ratusan rudal Yahudi Israel
menghantam rumah-rumah sipil Palestina, dunia bungkam. Mulut terkunci rapat.
Telinga ditutup. Membutakan mata mereka seolah-olah tak ada apa-apa. Menurut
mereka, apa yang dilakukan tentara Israel adalah bentuk pembelaan diri. Bangsat
tai kucing!
Saya ulangi ucapan tulisan saya diatas: Ironisnya, kini sebagian orang-orang Indonesia menghamba pada Israel. Menjadi pembela Israel. Ikut-ikutan merayakan hari kemerdekaan bangsa Israel. Jika dilarang oleh aparat atau kelompok Islam, mereka beralasan larangan itu merusak demokrasi, hak dan kebebasan. Bangsat!
Ironisnya, komunis yang dulu bersimbah darah para jenderal pancasilais, komunis yang dulu membantai kaum santri di Indonesia, kini banyak generasi muda yang ikut-ikutan sok revolusioner kekiri-kirian. Membuka angin bagi para keluarga eks Komunis untuk bangkit. Mereka mendesak TAP MPRS no 25 tahun 1966 tentang larangan dan pembubaran PKI dicabut.
Jika mereka (pecinta Komunis) dilarang, mereka akan berteriak bahwa aparat atau umat Islam yang melarang Komunis telah menyalahi/melanggar HAM. Mereka berteriak, komunis sebagai korban di tahun 1965/66. Padahal merekalah yang memulai. Umat Islam saat itu hanya bereaksi terhadap kebiadaban para anak buah Aidit tersebut. Maling kok teriak maling!
Maka benar apa yang dikatakan Wakil Ketua PBNU As’ad Said Ali bulan oktober 2012 lalu, bahwa umat Islam-lah yang menjadi korban. Bukan PKI yang menjadi korban. Maka wajar beliau menolak NU, Banser dan Ansor meminta maaf terhadap keluarga PKI. “Para penulis sejarah termakan oleh manipulasi buku putih yang ditulis Aidit (dan pengikutnya). Tetapi rakyat, ulama dan santri tetap mencatat dalam sejarahnya sendiri”,ujar As’ad Said Ali.
Tulisan atau data atau fakta yang saya tulis ini bukan hendak membela Nazi Jerman dan menyudutkan Yahudi maupun Komunis. Tapi saya berusaha meluruskan sesuatu yang menjadi bengkok di pikiran kita. Sesuatu yang dibengkokkan oleh orang-orang yang membenci Islam! Sesuatu yang dibengkokkan oleh orang yang merasa kelompoknya dirugikan.
Mungkin ketidak
mengertian tentang Nazi Jerman yang menyeluruh dan awamnya masyarakat kita
tentang peran Nazi Jerman terhadap Indonesia yang membuat publik Indonesia
mengecam apa yang dilakukan Ahmad Dani sehingga dia cuek saja sambil berkata:
Salam INDONESIA RAYA. Indonesia JAYA! Yakinlah, Allah SWT bersama orang-orang yang benar. Lawan ketidak adilan, kemunafikan dan kepalsuan. Wassalam! (mad)